Senin, 05 September 2011

Istiqomah dan jalan menuju Istiqomah.


إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ. أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.

Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya mereka yang berkata: “Rabb kami adalah Allah”, kemudian mereka beristiqomah, maka tak ada baginya rasa takut dan duka cita. Meraka adalah penghuni syurga kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa-apa yang mereka perbuat”. (Qs. Al Ahqaaf/46:13-14).
Setiap muslim sadar, bahwa ia adalah makhluk yang diciptakan untuk tujuan ibadah kepada Allah. Ibadah dalam arti yang sebenarnya. Yakni, mengikhlaskan seluruh gerak kehidupan semata hanya kepada Allah Ta’ala, berupa perkataan dan perbuatan baik yang sifatnya lahir maupun batin.  

Namun, dalam rangka merealisasikan hal tersebut, tak jarang seorang muslim dihadapkan oleh beraneka macam tantangan, rintangan ataupun makar. Baik berupa halangan atau makar yang sengaja diciptakan oleh musuh-musuh Islam (kaum kuffar), maupun yang berasal dari kaum muslimin lain yang rela atau tidak sadar telah menjadi kaki tangan thogut dan syetan.

Demikian pula manusia itu adalah makhluk yang lemah dan rentan terhadap ujian. Ditambah tabiat hati yang gampang terbolak-balik. Olehnya, kemungkinan  tergelincir ke jurang maksiat dan dosa sangat besar. Makanya, tidak boleh tidak, setiap muslim butuh akan konsep istiqomah dalam hidup ini. Terlebih saat mana godaan, fitnah dan ujian telah meruap ke permukaan hingga tak ada yang bisa lepas dari cengkramannya. 
    
Hakekat dan anjuran istiqomah.
Istiqomah artinya tegak dan lurus serta tidak condong. Dalam artian, sebagaimana ungkapan Umar Ibnul Khattab ra, tegar dan komit dalam menunaikan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan tuntunan Rasullullah shallallahu alaihi wasallam. Disamping tidak condong atau menyimpang kepada jalan-jalan lain yang menjerumuskan ke jurang kebinasaan.

Definisi ini, sebenarnya telah diisyaratkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,  tatkala membuat suatu garis lurus dengan tangan beliau, seraya bersabda:

قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ سُبُلٌ قَالَ يَزِيدُ مُتَفَرِّقَةٌ عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأ : { إِنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ }

“Ini adalah jalan Allah”. Kemudian beliau membuat garis-garis lain di samping kiri dan kanannya, dan bersabda: “Ini adalah jalan-jalan (yang lain), tidak ada satupun darinya melainkan padanya ada syetan yang menyeru kepadanya”. Beliau lalu membaca ayat: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia; dan jangan kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu akan mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya”. (Qs. Al An’am/6:153). (HR. Ahmad no: 3928, al-Hakim no: 3199, Ibnu Hibban no: 6, berkata al-Haitsami dalam al-Majma' 3/158: Diriwayatkan oleh Ahmad dan al-Bazzar padanya ada perawi bernama 'Ashim bin Bahdalah, ia perawi tsiqoh namun ada kelemahan).  
Mengingat pentingnya hal ini, maka Islam memberi perhatian yang besar dan mengarahkan umatnya agar berpegang kepadanya. Ta’ala berfirman: “Dan tetaplah kamu beristiqomah (berada di jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) kepada yang telah bertaubat bersama kamu dan janganlah engkau melampaui batas”. (Qs. Huud/11:112).

Juga sabda  Rasulullah shallallahu alaihiwasallam kepada seorang yang minta diajarkan satu perkataan dalam Islam yang sangat agung:

قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ

“Ucapkanlah: “Aku beriman, kemudian beristiqomahlah kamu”. (HR. Muslim no: 55, Ahmad no: 14869).


Sunnatullah, kebenaran pasti diuji.
Abdullah Ibnu Mas’ud berkata:

كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَحْكِي نَبِيًّا مِنْ الْأَنْبِيَاءِ ضَرَبَهُ قَوْمُهُ فَأَدْمَوْهُ وَهُوَ يَمْسَحُ الدَّمَ عَنْ وَجْهِهِ وَيَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Seakan aku melihat Nabi shallallahu alaihi wasallam mengisahkan tentang seorang dari para anbiya alaihi salam yang dipukuli kaumnya hingga mengeluarkan darah. Lantas sambil menyeka darah yang mengalir menutupi wajahnya ia berdo’a: “Wahai Allah, ampuni kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui”. (Muttafaqun alaihi).
Sabda beliau di atas, mengajak kita agar selalu merenungi sirah perjalanan para anbiya terdahulu. Utamanya baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Bahwa perjuangan da’wah mereka dahulu, dipenuhi oleh berbagai onak dan cobaan. Tidak ada seorang rasul-pun, melainkan merasakan hal tersebut. Dan hal itu  dirasakan pula orang-orang yang setia menyambut dan mengikuti seruan mulia mereka.

Namun onak dan rintangan itu tidak lantas membuat mereka patah semangat dan surut ke belakang. Bahkan sebaliknya, ia melahirkan satu optimis baru, dimana optimis tersebut terwarisi dari satu generasi ke generasi yang lain, "semakin hebat ujian dan cobaan pertanda nushrah  (pertolongan) Allah Ta’ala sudah dekat". Syaratnya, istiqomah dan tidak putus asa.

Khabbab Ibnu Arats radhiallahu anhu berkata, kami pernah datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kala beliau berbaring di bawah bayang-bayang ka’bah, lalu kami mengadukan perihal cobaan yang menimpa kami dan berkata:

أَلَا تَسْتَنْصِرُ لَنَا أَلَا تَدْعُو اللَّهَ لَنَا قَالَ كَانَ الرَّجُلُ فِيمَنْ قَبْلَكُمْ يُحْفَرُ لَهُ فِي الْأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيهِ فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُشَقُّ بِاثْنَتَيْنِ وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ مَا دُونَ لَحْمِهِ مِنْ عَظْمٍ أَوْ عَصَبٍ وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ هَذَا الْأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ لَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ أَوْ الذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ

“Wahai Rasululah tidakkah engkau berdoa kepada Allah (agar menurunkan pertolongan)?” Beliau bersabda: “Sungguh sebelum kalian ada orang yang diserut dengan sisir besi hingga daging tubuhnya terpisah dari tulang. Namun hal itu tidak memalingkan ia dari agamanya. Ada pula yang diletakkan di atas kepalanya gergaji, lalu badannya dibelah menjadi dua bagian. Namun hal itu juga tidak dapat memalingkan ia dari agamanya. Sungguh, Allah Ta’ala akan merubah keadaan ini, hingga seorang berkendaraan dari San’a menuju Hadramaut merasa aman, dan tidak merasa takut melainkan hanya kepada Allah dan atas kambing-kambingnya dari terkaman serigala. Akan tetapi kalian terlalu tergesa-gesa”. (HR. Bukhari no: 3343 dan Ahmad no: 20161).
    
Keutamaan sikap istiqomah.
Barangkali, banyak dari kaum muslimin tidak menyadari kepentingan istiqomah dalam kehidupan beragama. Padahal, kedudukan istiqomah amat tinggi dan agung. Dengannya kekuatan dan eksistensi Islam tetap abadi di atas permukaan bumi.

Ketahuilah, Istiqomah menghasilkan banyak sekali buah yang bermanfaat bagi seorang muslim. Diantaranya:


Pertama:  Malaikat akan turun kepadanya membawa rahmat, berkah, sakinah (ketenangan jiwa), kelapangan dan sebagainya. Karena, manusia itu mungkin saja didatangi oleh malaikat dengan rahmat, dan tidak jarang dikunjungi oleh syetan dengan membawa keburukan. Allah Ta’ala berfirman: “Maukah Aku beritahu, kepada siapakah syetan-syetan itu turun?, mereka turun kepada setiap pendusta lagi yang banyak berbuat dosa”. Mereka menyodorkan pendengaran (kepada syetan) itu, dan kebanyakan mereka adalah manusia-manusia pendusta”. (Qs. Asy Syu’ara/26:221-223).
Kedua:  Kabar gembira dari para malaikat, agar tidak takut dan sedih. Lantaran jika manusia dalam hidupnya selalu takut dan sedih, maka ia akan  ditimpa rasa gelisah, susah dan pesimis. Dimana jika dibiarkan berlarut-larut, bukan saja menimbulkan efek buruk bagi hati, lebih dari itu, ia akan membinasakan jasmani secara perlahan.

Dikatakan pula, malaikat akan turun kepada mereka tatkala berada di ambang kematian. Maka dikabarkan kepadanya, agar jangan bersedih karena akan meninggalkan dunia, harta, keluarga dan sebagainya. Dan jangan pula merasa takut akan kehidupan akhirat yang dasyat. Tapi bergembiralah dengan syurga yang dikhususkan bagi hamba-hamba Allah yang shaleh lagi istiqomah.
Ketiga:  Nushrah dan pertolongan akan turun kepadanya. Lantaran istiqomah di atas jalan Allah, merupakan sebab utama yang dapat memancing pertolongan Allah Ta’ala turun. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya mereka yang berkata: “Rabb kami adalah Allah”, kemudian mereka beristiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka  (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa bersedih; dan bergembiralah kamu dengan dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat”. (Qs. Al Fushshilat/41:30).
Kata pelindung dalam ayat ini berarti penolong, pembela, penjaga, penghibur dan lain sebagainya. Yang tentunya khusus bagi hamba-hamba-Nya yang senantiasa istiqomah.

Keempat: Orang yang selalu istiqomah, kelak akan menjadi pewaris syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh ayat yang telah lalu.
Dari uraian di atas, jelaslah bagi ita akan hakekat istiqomah, keutamaan serta hajat setiap muslim kepadanya.  Dan orang yang selalu istiqomah, akan menyikapi setiap ujian dan tantangan dengan hati yang lapang dan tenang serta bebas dari perasaan takut dan sedih. “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucpan yang teguh (yakni kalimah thayyibah) dalam kehidupan dunia dan akherat”. (Qs.  Ibrahim/14:27).


Jalan menuju istiqomah.
     Dalam bukunya al-Istiqomah, Syaikh Abdullah Bin Jarullah menyebutkan beberapa jalan mencapai istiqomah:
Pertama:  Taubat. Yakni, membersihkan diri dari dosa dan maksiat, disertai perasaan menyesal serta tekad untuk tidak mengulangi kembali. Sungguh taubat yang dikerjakan dngan ikhlas, akan melahirkan sifat istiqomah. Allah Ta’ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang nasuha (sungguh-sungguh dan tukus), semoga Rabbmu akan menghapus kejahatan-kejahatanmu dan akan memasukkan kamu ke syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai”. (Qs.At thahrim/66:8). 
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Wahai segenap manusia, bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari seratus kali”. (HR. Muslim no: 4871, Ahmad no: 71714, Ibnu Hibban no: 931).
Kedua:  Muraqobah (perasaan diawasi).  Dalam artian, selalu merasakan adanya pengawasan Allah Ta’ala yang Maha Melihat lagi Maha Mengetahui. Ingat, sifat muraqobah, jika bersemayam dalam hati, akan melahirkan sifat ihsan yang merupakan puncak penghambaan diri seorang hamba kepada Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

“(Ihsan adalah) engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihatmu”. (Muttafaqun alaihi).
Ketiga: Muhasabah  (intropeksi diri). Muslim yang berakal, sebagaimana disinyalir oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah mereka yang senantiasa melakukan intropeksi diri. Sebaliknya, lalai terhadap perbuatan yang telah dilakukan baik berupa kebajikan atau keburukan, pertanda ia termasuk orang tertipu.
Muhasabah diri, berguna untuk mengingatkan diri sendiri tentang kekurangan dalam perkara amal shaleh. Di samping sebagai pemberi peringatan atas segala kelalaian dan dosa. 
Alangkah indah ungkapan Umar Ibnul Khattab radhiallahu anhu,:

حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا ، و زنوا أنفسكم قبل أن توزنوا

“Hitung-hitunglah dirimu sebelum engkau dihitung. Timbanglah dirimu sebelum engkau ditimbang pada hari kiamat kelak”. (HR. al-Tirmidzi untuk lafadz pertama no: 2383, dan Ibnu Abi Syaibah no: 18. Syaikh al-Albani berkata dalam al-Silsilah al-Dhaifah no: 1201: Mauquf).
Keempat:  Mujahadah (bersungguh-sungguh). Artinya, seorang muslim sadar, bahwa musuh utama yang harus ia hadapi adalah hawa nafsunya sendiri. Lantaran hawa nafsu itu senantiasa condong kepada tindak kejahatan dan kekejian. Allah Ta’ala berfirman: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan”. (Qs. Yusuf/12:53).
Jika demikian keadaannya, sudah tentu ia akan termotivasi bermujahadah melawan hawa nafsu serta menolak segala ajakannya. Misalnya, tatkala nafsu mengajak untuk bermalas-malas dalam ibadah, spontan ia menolak dan mencelanya. Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang bermujahadah (berjuang) mencari keridhaan Kami, maka benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat ihsan”. (Qs. Al Ankabut/29:69).
Kelima: Tadabbur. Yakni memikirkan dan merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala di alam ini. Termasuk tadabbur akan sirah perjalanan para sholihin terdahulu. Allah Ta’ala mengingatkan: “Dan semua kisah dari Rasul-Rasu,l Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu”. (Qs. Huud/11:120).
Perhatikan kisah keteguhan iman tukang sihir Fir’aun tatkala menghadapi  intimidasi Fir’aun (Qs. 20:71-72). Atau keberanian Ibrahim ketika dilempar ke dalam api yang membara (Qs. 21:69). Sudah tentu, kisah-kisah ini dapat menumbuhkan sikap istiqomah dan teguh dalam menjalankan ajaran dien. Wallahu a’lam.

Sumber dari: Abu Raihan

Senin, 15 Agustus 2011

Istiqomah di jalan Allah.

Istiqamah.
Menurut bahasa berarti tetap teguh, terus menerus, kontinyu,
konsisten atau teguh pendirian.
Allah SWT berfirman, yang artinya :
“Tetap teguhlah kamu pada jalan yang benar sebagainana yang telah
diperintahkan kepada kamu”. (Hud, 11 : 112)
Kemudian Allah berfirman tentang keistimewaan yang diberikan kepada orang
yang beristiqamah :
”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka
(untuk mengatakan ) : Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa
sedih dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan
Allah kepadamu “. Kami (Allah) adalah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan
dunia maupun akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan
memperoleh pula apa yang kamu minta. Sebagai hidangan bagimu dan Tuhan yang
maha pengampun lagi maha penyayang (Fushilat, 41 :30-32).
Dari ayat diatas ada tiga janji Allah kepada orang yang bersitiqamah :
1. Akan mendapat perlindungan langsung dari Allah melalui
malaikat-malaikatnya
2. Akan terbebas dari rasa takut dan rasa sedih dari apapun yang menimpanya
3. Akan dipenuhi apa yang diinginkan baik di kehidupan dunia dan akhirat.
Dalam ayat diatas di jelaskan bahwa orang yang iman kepada kepada Allah
kemudian bersitiqamah maka akan dibebaskan dari rasa takut (khouf) dan rasa
sedih (Khazn).
Orang yang bersitiqamah dalam kebenaran Allah akan menjadi orang yang bebas
dan merdeka, hidupnya akan tenang karena dia hanya bersandar kepada Allah
SWT.
Ketika kita Istiqamah pada garis perintah Allah, maka ini mengandung nilai
atau bobot yang luar biasa. Ini dikarenakan salah satu sifat manusia adalah
memiliki hati yang berbolak-balik mempunyai iman yang bertambah dan
berkurang dikarenakan dia berinteraksi dengan lingkungannya dimana akan
memberikan pengaruh pada hati dan pikirannya sehingga imannya akan diuji.
Disinilah letak keistimewaan orang yang istiqamah yang tetap berjalan dalam
garis lurus, garis kontinum dalam perintah Allah. Sehingga dia akan teguh
pendirian kepada kebenaran yang telah dianjurkan oleh Allah dan Rasulnya.
Selanjutnya dalam kehidupan kita, dalam hal apa kita istiqamah di bagi
menjadi beberapa bagian :
1. Istiqamah dalam keyakinan (iman)
2. istiqamah dalam ibadah (ritual) yang sudah ditetapkan waktu dan kadarnya
3. Istiqamah dalam syariat (aturan) formal dari agama
4. istiqamah dalam inti pemikiran, prinsip kebenaran
5. Istiqamah dalam amaliah, tindakan yang benar
6. istiqamah dalam perjuangan di jalan Allah.
Apabila kita dapat istiqamah dalam hal-hal diatas maka sungguh akan
dianugerahkan kepada kita 3 hal :
1. Fadlilah (keutamaan), baik keutamaan dalam sifat (nama baik, pengaruh,
martabat).
Kita bisa melihat dalam kehidupan sehari-hari bagaimana banyak sekali orang
yang dikatakan memiliki jabatan, memiliki kedudukan di dunia akan tetapi
dalam hidupnya sehari-hari banyak tidak dipercaya oleh orang dan
pengikutnya. Dia di hujat dan bahkan dihinakan. Tapi kita juga sering
melihat orang yang biasa-biasa saja, sepertinya ilmu dan keahliannya tidak
terlalu tinggi. Tapi oleh Allah Swt dia diberi kemampuan yang lebih dalam
menyelesaikan masalah. Inilah salah satu buah dari istiqamah.
2. Ma’unah (pertolongan), pertolongan yang diberikan kepada Allah Swt kepada
kita melebihi kemampuan sebenarnya yang kita mampu.
Ketika kita mendapatkan beban hidup, ujian yang berat maka jalan yang
terbaik adalah istiqamah dalam ibadah mendekatkan diri kepada Allah. Apapun
ibadah itu meskipun kecil, asal dapat dilakukan dengan istiqamah/ terus
menerus akan bernilai sangat besar karena kita istiqamah (ajek, terus
menerus, konsisten).
Dan selanjutnya Allah Swt akan memberikan pertolongan dan Allah Swt akan
memberikan kepada kita kekuatan berlipat dari yang kita bisa untuk
menanggung dan menjalani beban dan ujian hidup.
3. Karomah (keistimewaan, kemuliaan).
Ini adalah derajat tertinggi buah dari istiqamah. Karena kedekatan dengan
Allah Swt sampailah dia pada titik, tidak takut dan tidak sedih sedikitpun
terhadap apa yag menimpa kepada dirinya.
Orang seperti ini sudah tidak ada sama sekali keinginan terhadap dunia dalam
arti yang sesungguhnya. Karena kepasrahan yang sangat tinggi kepada Allah
Swt. Kaya, miskin, dipuji, dihujat. Tidak ada bedanya bagi dia. Dia hidup
sudah tidak lagi untuk dunia itu sendiri. Akan tetapi dunia justru akan
datang kepadanya. Inilah yang disebut para Wali Allah (waliullah).
Tanda-tanda orang yang seperti ini adalah dalam hidupnya sama sekali tidak
ada takut(khouf) dan sedih (Khazn).
Selanjutnya, karena istiqamah ini adalah merupakan sebuah garis, bukan
titik. Dia memerlukan waktu untuk membuktikan kesetiaan kepada kebenaran
ajaran Allah Swt, maka istiqamah harus bergandengan dengan sabar. Sabar
dalam menjalankan perintahnya sabar dalam menjauhi larangannya.
Dengan istiqamah dan sabar ini kita layak untuk mendapat pahala dan balasan
surga dari Allah Swt. Perlu kita ketahui bahwa pahala tidak identik dengan
upah. Apabila upah maka dia akan sebanding dengan pengorbanan yang
dilakukan. Akan tetapi pahala tidak selalu sebanding dengan yang dilakukan.
Karena disitu ada Rahmat Allah yang masuk.
Kebaikan yang kita lakukan sebenarnya terlalu kecil untuk mendapatkan
balasan yang istimewa dari Allah karena yang Allah berikan kepada kita jauh
lebih besar. Yang kita terima ini lebih besar dari apa yang kita lakukan
karena Allah Swt memiliki sifat ArRahman.
Inilah membuktikan bahwa apa yang kita peroleh, apa yang kita dapatkan dan
kita capai sebenarnya bukanlah semata-mata hasil dari upaya kita. Didalamnya
ada Rahmat dari Allah Swt yang jauh lebih besar.
Oleh karena marilah dalam hidup ini kita lengkapi dengan tiga hal yang akan
mengantarkan kita kepada kesuksesan dalam arti yang sesungguhnya, tiga hal
itu adalah :
1. Ilmu
2. Kerja/ usaha
3. Do’a
Tiga hal ini harus dilakukan secara utuh, secara bersama-sama karena kerja
saja tanpa dilandasi dengan ilmu (kecerdasan) dia tidak akan memiliki
kekuatan untuk berlipat. Dan kerja dan ilmu saja tanpa dilandasi dengan do’a
yang akan menurunkan Rahmat Allah maka sangat mungkin hasil kerja tersebut
akan bercampur dengan kefasikan dan kesombongan yang akan menurunkan
bencana.
Akhirnya marilah kita tetap istiqamah dalam kebenaran ajaran Allah dan
Rasulnya. Hidup istiqamah dalam kerja, ilmu dan Do’a.
*******
by Hendro
from : KH A. Hasyim Muzadi

Rabu, 23 Maret 2011

Birul Walidain,berbuat baik kepada ibu,bapak

“Birul Walidain”,atau berbuat baik pada ibu bapak,perintah ini terdapat dalam Al-Qur'an dan Al-Hadist :     
Bismillahi Rokhmanir Rokhim.
Atas ijin Alloh saya mengutip Ayat-ayat Al-Qur'an dan As Sunnah,perihal birul walidain atau berbuat baik kepada kedua  ibu bapak, walau sampai mereka sudah tidak ada yaitu dengan mendoakan mereka, memohonkan ampunan kepada mereka sesuai tuntunan Al-Qur'an dan As Sunnah yang saya kutip dari shahih Bukhari.Mudah-mudahan bermanfaat bagi para muslim.
         
I    Perintah Rosululloh untuk birul walidaini dalam Sunnahnya di-Shahih Bukhari.     
II   Perintah Alloh dalam Al-Qur’an untuk “Birul Walidain”,( berbuat baik kepada Ibu/ Bapak.).     
         
I    Perintah Rosululloh untuk birul walidaini berjumlah 6 ,dalam Sunnahnya di-Shahih Bukhari.     
1689 .Dari Abdullah ra,katanya :" Saya bertanya kepada Nabi saw:"Apa amalan yang lebih dikasihi Alloh",             Jawab beliau:" Sholat dalam waktunya",Tanya Abdullah:" Kemudian itu apa?". Jawab beliau :"     
          :" Berbuat baik,berbakti kepada ibu bapak", Tanya Abdullah :" Kemudian itu apa?"Jawab beliau      
          :" Berjuang dijalan Alloh".     
         
1690.Dari Abu Hurairah ra katanya:"ada seorang laki-laki datang kepada Nabi saw dan bertanya" :     
         :" Wahai Rosululloh siapa yang paling berhak saya pergauli dengan baik?".jawab beliau :     
         :" Ibumu.!" Tanya orang itu :" Sesudah itu Siapa lagi?".Jawab beliau,     
         :" Ibumu.!" Tanya orang itu :" Sesudah itu Siapa lagi?".Jawab beliau,     
         :" Ibumu.!" Tanya orang itu :" Sesudah itu Siapa lagi?".Jawab beliau,     
         :" Kemudian itu bapakmu".     
         
1691.Dari Abdullah bin Amru ra,katanya:" Ada seorang laki-laki berkata kepada Rosululloh :     
         :" Saya pergi berjuang",tanya Rosululloh:" Ibu bapakmu masih hidup?",Ia menjawab :     
         :" Masih".Rasul berkata :" Berjuanglah menjaga ibu bapakmu".     
         
1692.Dari Abdullah bin Amru ra,katanya:" Rasululloh berkata:" Termasuk dosa yang paling      
          besar adalah mengutuk kedua orangtuanya",Ada orang bertanya:" Bagaiman orang      
          mengutuk kedua ibu bapaknya?",Beliau menjawab :" Kalau salah seorang mencaci ibu
          bapak orang lain lalu, orang lain itu membalas mencaci bapaknya dan mencaci ibunya".     
         
1693.Dari al-Mughirah ra,dari nabi saw ia bersabda:" Alloh melarang keras(mengharamkan)      
         kamu mendurhakai ibu, melarang berbuat kikir dan mengubur anak perempuan, Tuhan      
         membenci kalau kamu banyak berbicara begini begitu, banyak bertanya, serta membuang      
         harta tidak pada tempatnya"     
         
1694.Dari Anas malik ra,katanya Rasululloh pernah menyebutkan dosa-dosa besar atau pernah      
         ditanya orang tentang hal itu , beliau berkata :" Mempersekutuka Alloh,membunuh manusia     
         durhaka kepada kedua orang tua,setelah itu beliau berkata:" Akan aku beritahukan kepadamu     
         dosa besar yang paling besar ?",beliau melanjutkan :"Perkataan bohong ", atau dia berkata,     
         :"Kesaksian yang dusta".     
         
II. Perintah Alloh dalam Al-Qur’an untuk “Birul Walidain”,( berbuat baik kepada Ibu, Bapak.).     
    Ada 10 ayat perintah Alloh untuk ber-birulwalidain.:     

QS:2;83. S U R A T   A L - B A Q A R A H      
    Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu): Janganlah kamu menyembah      
    selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang           miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat.      
    Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
    berpaling.     
         
QS.4;36. S U R A T   A N - N I S A '      
    Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah        kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat           dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak      
    menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,     
       
QS;6;151.S U R A T   A L - A N ' A A M     
    Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu           mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak     

QS,14;41. S U R A T   I B R A H I M      
    Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada      
    hari terjadinya hisab (hari kiamat)".     

QS,23;17. S U R A T   A L - I S R A '      
    Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu      
    berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.  Jika salah seorang di antara keduanya atau     
    kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan     kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka     perkataan yang mulia.     

QS;18;81. S U R A T   A L - K A H F I      
    Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik        baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).     

QS ;27. S U R A T   A N - N A M L      
    maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya
    Tuhanku,berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku
    dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan
    masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".     

QS;31;14. S U R A T   L U Q M A N      
    Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah      
    mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.       
    Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.     

QS;46;15. S U R A T   A L - A H Q A A F      
    Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya      
    mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya      
    sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai      
    empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah           Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku & supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang
    Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.Sesungguhnya
    aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".     

QS;71;28. S U R A T   N U H        
   Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua           orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang        lalim itu selain kebinasaan".    

     Semoga rahmat dan hidayahNya selalu tercurah bagi kita semua amin.

     Semarang 17 Jully 2011.


      PaDe Hendro.

    

Senin, 21 Februari 2011

Siapakah Orang-orang Yang Rugi Menurut Al-Qur'an.

Atas Ijin Alloh Saya Mengutip Ayat-ayatNya.
Mari Kita Lihat Siapa Yang Rugi, Merugi Dirugikan dan Kerugian

S U R A T   A L - B A Q A R A H
2:121. Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.

2:272. Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan).

2:281. Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).

S U R A T   A L - I M R O N

3:25. Bagaimanakah nanti apabila mereka Kami kumpulkan di hari (kiamat) yang tidak ada keraguan tentang adanya. Dan disempurnakan kepada tiap-tiap diri balasan apa yang diusahakannya sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan).

3:85. Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

3:149. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.

S U R A T   A N - N I S A '
4:134. Barang siapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

S U R A T   A L - M A A I D A H
5:5. Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.

S U R A T   A L - A N ' A A M
6:12. Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah". Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya.  Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman.

6:20. Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah).

6:31. Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya.  Ingatlah, amatlah buruk apa yang mereka pikul itu.

6:160. Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).

S U R A T   A L - A ' R A F

7:9. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.

7:23. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".

7:99. Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.

7:149. Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, mereka pun berkata: "Sungguh jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi".

7:178. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.


S U R A T   A T - T A U B A H

9:24. Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.

9:69. (keadaan kamu hai orang-orang munafik dan musyrikin adalah) seperti keadaan orang-orang yang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta benda dan anak-anaknya daripada kamu. Maka mereka telah meni'mati bagian mereka, dan kamu telah menikmati bagianmu sebagaimana orang-orang yang sebelummu meni'mati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu, amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi.

S U R A T   Y U N U S

10:95. Dan sekali-kali janganlah kamu termasuk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang rugi.

S U R A T   H U U D

11:15. Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.

11:21. Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan.

11:22. Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi.

11:47. Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi."

11:85. Dan Syuaib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.

S U R A T   A L - N A H L
6:106. Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.

16:107. Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.

16:108. Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai.

16:109. Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi.

16:111. (Ingatlah) suatu hari (ketika) tiap-tiap diri datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi tiap-tiap diri disempurnakan (balasan) apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan).

S U R A T   A L - I S R A '

17:15. Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.

17:82. Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.

S U R A T   A L - K A H F I



18:103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"

18:104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.

S U R A T   M A R Y A M

19:59. Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.

19:60. kecuali orang yang bertobat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun.

S U R A T   T H A H A

20:61. Berkata Musa kepada mereka: "Celakalah kamu, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu dengan siksa". Dan sesungguhnya telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan.

20:111. Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kelaliman.

S U R A T   A L - A N B I Y A

21:47. Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.

S U R A T   A L - M U ' M I N U N

23:103. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam.

S U R A T   A S Y - S Y U A R A '

26:181. Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan;

26:183. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan;

S U R A T   A N - N A M L

27:5. Mereka itulah orang-orang yang mendapat (di dunia) azab yang buruk dan mereka di akhirat adalah orang-orang yang paling merugi.

S U R A T   A L - ' A N K A B U T

29:52. Katakanlah: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi. Dan orang-orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi.

S U R A T   F A T H I R

35:29. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,

S U R A T   A Z - Z U M A R

39:41. Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk, maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.

39:65. Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.

39:69. Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.

S U R A T   F U S H I L A T

41:22. Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.

41:23. Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.

S U R A T   A S Y - S Y U U R A

42:45. Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata: "Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri dan (kehilangan) keluarga mereka pada hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang lalim itu berada dalam azab yang kekal.

S U R A T   A L - J A T S I Y A H

45:22. Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.

45:27. Dan hanya kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari terjadinya kebangkitan, akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan.

S U R A T   A L - A H Q A A F

46:17. Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya: "Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan, "Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar". Lalu dia berkata: "Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang yang dahulu belaka".
46:18. Mereka itulah orang-orang yang telah pasti ketetapan (azab) atas mereka bersama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia.  Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi.

46:19. Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah  encukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.

S U R A T   A L - M U J A D I L A H

58:19. Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.

S U R A T   A L - M U N A F I Q U N

63:9. Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.

S U R A T   A T - T H A L A Q

65:9. Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar.

S U R A T   A S Y - S Y A M S

91:8. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,

91:9. sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu,

91:10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

S U R A T   A L - ' A S H R

103:2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,

103:3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

Semarang,2011,Februari 22

Hendro Kusworo.

Selasa, 07 Desember 2010

Keutamaan Sabar Bagi Para Muslim Menghadapi Cobaan

"Artinya : Dari Ummu Al-Ala', dia berkata :"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjenguk-ku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. 'Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala'. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak". [1]

Wahai Ukhti Mukminah !
Sudah barang tentu engkau akan menghadapi cobaan di dalam kehidupan dunia ini. Boleh jadi cobaan itu menimpa langsung pada dirimu atau suamimu atau anakmu ataupun anggota keluarga yang lain. Tetapi justru disitulah akan tampak kadar imanmu. Allah menurunkan cobaan kepadamu, agar Dia bisa menguji imanmu, apakah engkau akan sabar ataukah engkau akan marah-marah, dan adakah engkau ridha terhadap takdir Allah ?

Wasiat yang ada dihadapanmu ini disampaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala menasihati Ummu Al-Ala' Radhiyallahu anha, seraya menjelaskan kepadanya bahwa orang mukmin itu diuji Rabb-nya agar Dia bisa menghapus kesalahan dan dosa-dosanya.

Selagi engkau memperhatikan kandungan Kitab Allah, tentu engkau akan mendapatkan bahwa yang bisa mengambil manfaat dari ayat-ayat dan mengambil nasihat darinya adalah orang-orang yang sabar, sebagaimana firman Allah.

"Artinya : Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur". [Asy-Syura : 32-33]

Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memuji orang-orang yang sabar dan menyanjung mereka. Firman-Nya.

"Artinya : Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa". [Al-Baqarah : 177]

Engkau juga akan tahu bahwa orang yang sabar adalah orang-orang yang dicintai Allah, sebagaimana firman-Nya.

"Artinya : Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar". [Ali Imran : 146]

Engkau juga akan mendapatkan bahwa Allah memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipat gandakannya tanpa terhitung. Firman-Nya.

"Artinya : Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan". [An-Nahl : 96]

"Artinya : Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". [Az-Zumar : 10]

Bahkan engkau akan mengetahui bahwa keberuntungan pada hari kiamat dan keselamatan dari neraka akan mejadi milik orang-orang yang sabar. Firman Allah.

"Artinya : Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan) :'Salamun 'alaikum bima shabartum'. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu" [Ar-Ra'd : 23-24]

Benar. Semua ini merupakan balasan bagi orang-orang yang sabar dalam menghadapi cobaan. Lalu kenapa tidak ? Sedangkan orang mukmin selalu dalam keadaan yang baik ?.

Dari Shuhaib Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya". [2]

Engkau harus tahu bahwa Allah mengujimu menurut bobot iman yang engkau miliki. Apabila bobot imanmu berat, Allah akan memberikan cobaan yang lebih keras. Apabila ada kelemahan dalam agamamu, maka cobaan yang diberikan kepadamu juga lebih ringan. Perhatikalah riwayat ini.

"Artinya : Dari Sa'id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. 'Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya ?. Beliau menjawab. Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya".[3]

"Artinya : Dari Abu Sa'id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. 'Aku memasuki tempat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau. Maka aku merasakan panas ditanganku di atas selimut. Lalu aku berkata.'Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimi'. Beliau berkata :'Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami'. Aku bertanya.'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ?. Beliau menjawab. 'Para nabi. Aku bertanya. 'Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?. Beliau menjawab.'Kemudian orang-orang shalih. Apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan". [4]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata :

"Artinya : Cobaan tetap akan menimpa atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahanpun". [5]

Selagi engkau bertanya :"Mengapa orang mukmin tidak menjadi terbebas karena keutamaannya di sisi Rabb.?".

Dapat kami jawab :"Sebab Rabb kita hendak membersihkan orang Mukmin dari segala maksiat dan dosa-dosanya. Kebaikan-kebaikannya tidak akan tercipta kecuali dengan cara ini. Maka Dia mengujinya sehingga dapat membersihkannya. Inilah yang diterangkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap Ummul 'Ala dan Abdullah bin Mas'ud. Abdullah bin Mas'ud pernah berkata."Aku memasuki tempat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau sedang demam, lalu aku berkata.'Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau sungguh menderita demam yang sangat keras'.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata."Benar. Sesungguhnya aku demam layaknya dua orang diantara kamu yang sedang demam".

Abdullah bin Mas'ud berkata."Dengan begitu berarti ada dua pahala bagi engkau ?"

Beliau menjawab. "Benar". Kemudian beliau berkata."Tidaklah seorang muslim menderita sakit karena suatu penyakit dan juga lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya". [6]

Dari Abi Sa'id Al-Khudry dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma, keduanya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata.

"Artinya : Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya". [7]

Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan. Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala. Maka Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata. "Kehidupan yang paling baik ialah apabila kita mengetahuinya dengan berbekal kesabaran". Maka andaikata engkau mengetahui tentang pahala dan berbagai cobaan yang telah dijanjikan Allah bagimu, tentu engkau bisa bersabar dalam menghadapi sakit. Perhatikanlah riwayat berikut ini.

"Artinya : Dari Atha' bin Abu Rabbah, dia berkata. "Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku. 'Maukah kutunjukkan kepadamu seorang wanita penghuni sorga .?. Aku menjawab. 'Ya'. Dia (Ibnu Abbas) berkata. "Wanita berkulit hitam itu pernah mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, seraya berkata.'Sesungguhnya aku sakit ayan dan (auratku) terbuka. Maka berdoalah bagi diriku. Beliau berkata.'Apabila engkau menghendaki, maka engkau bisa bersabar dan bagimu adalah sorga. Dan, apabila engkau menghendaki bisa berdo'a sendiri kepada Allah hingga Dia memberimu afiat'. Lalu wanita itu berkata. 'Aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi. 'Sesungguhnya (auratku) terbuka. Maka berdo'alah kepada Allah bagi diriku agar (auratku) tidak terbuka'. Maka beliau pun berdoa bagi wanita tersebut". [8]

Perhatikanlah, ternyata wanita itu memilih untuk bersabar menghadapi penyakitnya dan dia pun masuk sorga. Begitulah yang mestinya engka ketahui, bahwa sabar menghadapi cobaan dunia akan mewariskan sorga. Diantara jenis kesabaran menghadapi cobaan ialah kesabaran wanita muslimah karena diuji kebutaan oleh Rabb-nya. Disini pahalanya jauh lebih besar.

Dari Anas bin Malik, dia berkata."Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata.

"Artinya : Sesungguhnya Allah berfirman.'Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kebutaan) pada kedua matanya lalu dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya itu dengan sorga" [9]

Maka engkau harus mampu menahan diri tatkala sakit dan menyembunyikan cobaan yang menimpamu. Al-Fudhail bin Iyadh pernah mendengar seseorang mengadukan cobaan yang menimpanya. Maka dia berkata kepadanya."Bagaimana mungkin engkau mengadukan yang merahmatimu kepada orang yang tidak memberikan rahmat kepadamu .?"

Sebagian orang Salaf yang shalih berkata :"Barangsiapa yang mengadukan musibah yang menimpanya, seakan-akan dia mengadukan Rabb-nya".

Yang dimaksud mengadukan di sini bukan membeberkan penyakit kepada dokter yang mengobatinya. Tetapi pengaduan itu merupakan gambaran penyesalan dan penderitaan karena mendapat cobaan dari Allah, yang dilontarkan kepada orang yang tidak mampu mengobati, seperti kepada teman atau tetangga.

Orang-orang Salaf yang shalih dari umat kita pernah berkata. "Empat hal termasuk simpanan sorga, yaitu menyembunyikan musibah, menyembunyikan merahasiakan) shadaqah, menyembunyikan kelebihan dan menyembunyikan sakit".

Ukhti Muslimah !
Selanjutnya perhatikan perkataan Ibnu Abdi Rabbah Al-Andalusy : "Asy-Syaibany pernah berkata.'Temanku pernah memberitahukan kepadaku seraya berkata.'Syuraih mendengar tatkala aku mengeluhkan kesedihanku kepada seorang teman. Maka dia memegang tanganku seraya berkata.'Wahai anak saudaraku, janganlah engkau mengeluh kepada selain Allah. Karena orang yang engkau keluhi itu tidak lepas dari kedudukannya sebagai teman atau lawan.

Kalau dia seorang teman, berarti engkau berduka dan tidak bisa memberimu manfaat. Kalau dia seorang lawan, maka dia akan bergembira karena deritamu. Lihatlah salah satu mataku ini,'sambil menunjuk ke arah matanya', demi Allah, dengan mata ini aku tidak pernah bisa melihat seorangpun, tidak pula teman sejak lima tahun yang lalu. Namun aku tidak pernah memberitahukannya kepada seseorang hingga detik ini. Tidakkah engkau mendengar perkataan seorang hamba yang shalih (Yusuf) :"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku". Maka jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang menimpamu. Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yang paling mulia dan yang paling dekat untuk dimintai do'a". [Al-Aqdud-Farid, 2/282]

Abud-Darda' Radhiyallahu anhu berkata. "Apabila Allah telah menetapkan suatu taqdir,maka yang paling dicintai-Nya adalah meridhai taqdir-Nya". [Az-Zuhd, Ibnul Mubarak, hal. 125]

Perbaharuilah imanmu dengan lafazh La ilaha illallah dan carilah pahala di sisi Allah karena cobaan yang menimpamu. Janganlah sekali-kali engkau katakan :"Andaikan saja hal ini tidak terjadi", tatkala menghadapi taqdir Allah. Sesungguhnya tidak ada taufik kecuali dari sisi Allah.

[Disalin dari kitab Al-Khamsuna Wasyiyyah Min Washaya Ar-Rasul Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Lin Nisa, Edisi Indonesia Lima Puluh Wasiat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Bagi Wanita, Pengarang Majdi As-Sayyid Ibrahim, Penerjemah Kathur Suhardi, Terbitan Pustaka Al-Kautsar]
_________
Foote Note
[1]. Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092
[2]. Ditakhrij Muslim, 8/125 dalam Az-Zuhud
[3]. Isnadnya shahih,ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 1509, Ibnu Majah, hadits nomor 4023, Ad-Darimy 2/320, Ahmad 1/172
[4]. Ditakhrij Ibnu Majah, hadits nomor 4024, Al-Hakim 4/307, di shahihkan Adz-Dzahaby
[5] Isnadnya Hasan, ditakhrij At-Tirmidzy, hadits nomor 2510. Dia menyatakan, ini hadits hasan shahih, Ahmad 2/287, Al-Hakim 1/346, dishahihkan Adz-Dzahaby
[6]. Ditakhrij Al-Bukhari, 7/149. Muslim 16/127
[7]. Ditakhrij Al-Bukhari 7/148-149, Muslim 16/130
[8]. Ditakhrij Al-Bukhari 7/150. Muslim 16/131]
[9]. Ditakhrij Al-Bukhari 7/151 dalamAth-Thibb. Menurut Al-Hafidz di dalam Al-Fath, yang dimaksud habibatain adalah dua hal yang dicintai. Sebab itu kedua mata merupakan anggota badan manusia yang paling dicintai. Sebab dengan tidak adanya kedua mata, penglihatannya menjadi hilang, sehingga dia tidak dapat melihat kebaikan sehingga membuatnya senang. dan tidak dapat melihat keburukan sehingga dia bisa menghindarinya.

Oleh
Majdi As-Sayyid Ibrahim

Minggu, 05 Desember 2010

Keutamaan Bulan Muharram dan Hari Asyura



Muharram adalah bulan di mana umat Islam mengawali tahun kalender Hijriah berdasarkan peredaran bulan. Muharram menjadi salah satu dari empat bulan suci yang tersebut dalam Al-Quran. "Jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, tersebut dalam Kitab Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara kedua belas bulan itu ada empat bulan yang disucikan."


Keempat bulan itu adalah, Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab. Semua ahli tafsir Al-Quran sepakat dengan hal ini karena Rasululullah Saw dalam haji kesempatan haji terakhirnya mendeklarasikan, "Satu tahun terdiri dari dua belas bulan, empat di antaranya adalah bulan suci. Tiga di antaranya berurutan yaitu Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan ke empat adalah bulan Rajab."


Selain keempat bulan khusus itu, bukan berarti bulan-bulan lainnya tidak memiliki keutamaan, karena masih ada bulan Ramadhan yang diakui sebagai bulan paling suci dalam satu satu tahun. Keempat bulan tersebut secara khusus disebut bulan-bulan yang disucikan karena ada alasan-alasan khusus pula, bahkan para penganut paganisme di Makkah mengakui keempat bulan tersebut disucikan.


Pada dasarnya setiap bulan adalah sama satu dengan yang lainnya dan tidak ada perbedaan dalam kesuciannya dibandingkan dengan bulan-bulan lain. Ketika Allah Swt memilih bulan khusus untuk menurunkan rahmatnya, maka Allah Swt lah yang memiliki kebesaran itu atas kehendakNya.


Keutamaan Bulan Muharram


Nabi Muhammad Saw bersabda, "Ibadah puasa yang paling baik setelah puasa Ramadan adalah berpuasa di bulan Muharram."


Meski puasa di bulan Muharram bukan puasa wajib, tapi mereka yang berpuasa pada bulan Muharram akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah Swt. Khususnya pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan hari 'Asyura.


Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Muhammad Saw hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di Madinah biasa berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Menurut orang-orang Yahudi itu, tanggal 10 Muharram bertepatan dengan hari ketika Nabi Musa dan pengikutnya diselamatkan dari kejaran bala tentara Firaun dengan melewati Laut Merah, sementara Firaun dan tentaranya tewas tenggelam.


Mendengar hal ini, Nabi Muhammad Saw mengatakan, "Kami lebih dekat hubungannya dengan Musa daripada kalian" dan langsung menyarankan agar umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura. Bahkan dalam sejumlah tradisi umat Islam, pada awalnya berpuasa pada hari 'Asyura diwajibkan. Kemudian, puasa bulan Ramadhan-lah yang diwajibkan sementara puasa pada hari 'Asyura disunahkan.


Dikisahkan bahwa Aisyah mengatakan, "Ketika Rasullullah tiba di Madinah, ia berpuasa pada hari 'Asyura dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa. Tapi ketika puasa bulan Ramadhan menjadi puasa wajib, kewajiban berpuasa itu dibatasi pada bulan Ramadhan saja dan kewajiban puasa pada hari 'Asyura dihilangkan. Umat Islam boleh berpuasa pada hari itu jika dia mau atau boleh juga tidak berpuasa, jika ia mau." Namun, Rasulullah Saw biasa berpuasa pada hari 'Asyura bahkan setelah melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan.


Abdullah Ibn Mas'ud mengatakan, "Nabi Muhammad lebih memilih berpuasa pada hari 'Asyura dibandingkan hari lainnya dan lebih memilih berpuasa Ramadhan dibandingkan puasa 'Asyura." (HR Bukhari dan Muslim). Pendek kata, disebutkan dalam sejumlah hadist bahwa puasa di hari 'Asyura hukumnya sunnah. Beberapa hadits menyarankan agar puasa hari 'Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari 'Asyura. Alasannya, seperti diungkapkan oleh Nabi Muhammad Saw, orang Yahudi hanya berpuasa pada hari 'Asyura saja dan Rasulullah ingin membedakan puasa umat Islam dengan puasa orang Yahudi. Oleh sebab itu ia menyarankan umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura ditambah puasa satu hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya (tanggal 9 dan 10 Muharram atau tanggal 10 dan 11 Muharram).


Selain berpuasa, umat Islam disarankan untuk banyak bersedekah dan menyediakan lebih banyak makanan untuk keluarganya pada 10 Muharram. Tradisi ini memang tidak disebutkan dalam hadist, namun ulama seperti Baihaqi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hal itu boleh dilakukan.


Legenda dan Mitos Hari 'Asyura


Meski demikian banyak legenda dari salah pengertian yang terjadi di kalangan umat Islam menyangkut hari 'Asyura, meskipun tidak ada sumber otentiknya dalam Islam. Beberapa hal yang masih menjadi keyakinan di kalangan umat Islam adalah legenda bahwa pada hari 'Asyura Nabi Adam diciptakan, pada hari 'Asyura Nabi Ibrahim dilahirkan, pada hari 'Asyura Allah Swt menerima tobat Nabi Ibrahim, pada hari 'Asyura Kiamat akan terjadi dan siapa yang mandi pada hari 'Asyura diyakini tidak akan mudah terkena penyakit. Semua legenda itu sama sekali tidak ada dasarnya dalam Islam. Begitu juga dengan keyakinan bahwa disunnahkan bagi mereka untuk menyiapkan makanan khusus untuk hari 'Asyura.


Sejumlah umat Islam mengaitkan kesucian hari 'Asyura dengan kematian cucu Nabi Muhmmad Saw, Husain saat berperang melawan tentara Suriah. Kematian Husain memang salah satu peristiwa tragis dalam sejarah Islam. Namun kesucian hari 'Asyura tidak bisa dikaitkan dengan peristiwa ini dengan alasan yang sederhana bahwa kesucian hari 'Asyura sudah ditegakkan sejak zaman Nabi Muhammad Saw jauh sebelum kelahiran Sayidina Husain. Sebaliknya, adalah kemuliaan bagi Husain yang kematiannya dalam pertempuran itu bersamaan dengan hari 'Asyura.


Anggapan-anggapan yang salah lainnya tentang bulan Muharram adalah kepercayaan bahwa bulan Muharram adalah bulan yang tidak membawa keberuntungan, karena Husain terbunuh pada bulan itu. Akibat adanya anggapan yang salah ini, banyak umat Islam yang tidak melaksanakan pernikahan pada bulan Muharram dan melakukan upacara khusus sebagai tanda ikut berduka atas tewasnya Husain dalam peperangan di Karbala, apalagi disertai dengan ritual merobek-robek baju atau memukuli dada sendiri.


Nabi Muhammad sangat melarang umatnya melakukan upacara duka karena meninggalnya seseorang dengan cara seperti itu, karena tindakan itu adalah warisan orang-orang pada zaman jahiliyah.


Rasulullah bersabda, "Bukanlah termasuk umatku yang memukuli dadanya, merobek bajunya dan menangis seperti orang-orang pada zaman jahiliyah."


Bulan Pengampunan Dosa


Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Islam. Kata Muharram artinya 'dilarang'. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan pertumpahan darah.


Seperti sudah disinggung di atas, bahwa bulan Muharram banyak memiliki keistimewaan. Khususnya pada tanggal 10 Muharram. Beberapa kemuliaan tanggal 10 Muharram antara lain Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa setahun sebelumnya dan setahun ke depan. (Tarmizi) (ln/Islamicity)

Selasa, 30 November 2010

Bukti kebenaran Al-Qur'an Surat : Al- Furqon Ayat 53&Ar-Rahman Ayat 19-20.

Sungai di dalam Laut

Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan
Sungai dalam Laut
“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Sungai Dalam Laut
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.

Sungai di dalam Laut

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
Maha Suci Allah yang Maha Menciptakan

Sungai dalam Laut

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53)
Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannyamutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.
"Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang beruntung"(QS: Al-Baqara ,ayat 5)
Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”

Sungai di dalam Laut

Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.
Setengah pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah SWT. Sumber : E-BooK Bukti Kebenaran AlQuran lihat VERSI LEBIH LENGKAP